LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
PENGAMATAN SPERMATOZOA
OLEH
KELOMPOK 3:
ANGGA PUTRA ADINATA
ATIKA AGUSTY
AYU WANNISA
CUT VELA RISQA H
DONA AYU MURTI
SRI LUHUR
TEGUH RIANDA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Membuat
Sediaan Oles Spermatozoa
1.1 Latar
belakang
Pemeriksaan morfologi spermatozoa ditujukan untuk melihat bentuk-bentuk spermatozoa yang didasarkan atas bentuk kepala dari spermatozoa. Seperti diketahui spermatozoa mempunyai beberapa macam bentuk. Dengan pemeriksaan ini diketahui beberapa banyak bentuk spermatozoa normal dan abnormal. Bentuk yang normal adalahspermatozoa yang kepalanya berbentuk oval dan mempunyai ekor yang panjang.
1.2 Manfaat
dan tujuan
Untuk mengenali struktur spermatozoa ayam dan
tikus ,sperma yang hidup dan yang mati, serta untuk dapat membedakan sperma
yang normal dengan sperma yang abnormal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spermatozoa merupakan sel yang sangat terspesialisasi dan
padat yang tidak lagi mengalami pembelahan atau pertumbuhan,berasal dari
gonosit yang menjadi spermatogonium,spermatosit primer dan sekunder dan
selanjut nya berubah menjadi spermatid dan akhir nya berubah menjadi
spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang penting yaitu
kepala dan ekor ( hafez.2000)
Kepala spermatozoa berbentuk bulat telur dengan panjang 5
mikron,diameter 3 mikron dan tebal 2 mikron yang terutama di bentuk oleh
nukleus berisi bahan-bahan sifat penurun ayah nya. Pada bagian anteriorkepala
spermatozoa terdapat akrosom,suatu struktur yang berbentuk topi yang menutupi
dua pertigaan bagian anterior kepala dan melindungi beberapa enzim hidrolitik.
( yanagimachi,1994)
Bahan kandungan akrosom adalah setengah padat yang
dikelilingi oleh membran akrosom yang terdiri dari dua lapis.secara molekuler
susunan kedua membran akrosom ini sangat berbeda,membran akrosom luar bersatu
dengan plasma membran pada saat terjadinya reaksi akrosom sedangkan membran
akrosom dalam menghilang. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang
penting yaitu kepala dan ekor
(
Hafez,2000)
Ekor dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, bagian
tengah,bagian utama,dan bagian ujing. Panjang ekor seluruh nya sekitar 55
mikron dengan diameter yang makin keujung
makin kecil. Panjang bagian tengah 5-7 mikron,tebal 1 mikron. Bagian
utama panjang 45 mikron,tebal 0,5 mikron dan bagian ujung panjang 4-5
mikron,tebal 0,3 mikron. Bagian ekor tidak bisa dibedakan dengan mikroskop
cahaya tetapi harus dengan mikroskop elekton ( Yatim,1990)
Istilah-istilah yang dipakai pada bentuk yang abnormal adalah :
·
Makro : 25 % > kepala normal
·
Mikro : 25 % < kepala normal
·
Taper : kurus, lebar kepala ½ yng normal, tidak
jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu
·
Piri : memberi gambaran ”tetesan air mata”
·
Amorf : Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak
rata.
·
Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak
menunjukkan akrosom
·
Piri : tidak jelas adanya kepala yg nyata, tampak
midpiece dan ekor saja
·
Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau
midpiece, lebih cerah
·
Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak
halus / ganda
BAB III
Metode Praktikum
Alat dan bahan :
o
Mikroskop
- Cawan petri
- Testis ayam dan tikus
- Objek glass
- Giemsa atau eosin
- Alat bedah
- Nacl fisiologi
CARA KERJA :
- Ambillah cairan yang mengandung
spermatozoa yang berasal dari testis,epididimis atau vas deveren ayam atau
tikus.
- Jika cairan itu pekat larutkan dengan
Nacl fisiologi,kemudian teteskan cairan pada objek glass yang bersir.
Dengan objek glass yang lain dioleskan setipis mungkin dan fiksasi dengan
cara melewatkan di atas api.
- Warnai dengan eosin,selama 3-5
menin.cuci dengan air mengalir. Selanjut nya keringkkan kembali.priksa dibawah
mikroskop.
BAB IV
PEMBAHASAN
Morfologi spermatozoa :
- Spermatozoa Normal : Spermatozoa yang kepalanya berbentuk oval,
reguler, dengan bagian tengah utuh dan mempunyai ekor tak melingkar dengan
panjang 45 um.
- Spermatozoa Abnormal : Spermatozoa disebut abnormal bilamana terdapat
satu atau lebih dari bagian spermatozoayang
abnormal.Jadi meskipun kepala spermatozoa oval, tetapi kalau bagian tengah menebal, maka dikatakan
abnormal.
Abnormalitas kepala :
- Kepala oval besar : Spermatozoa normal dengan ukuran kepala lebih
besar dari normal. Panjang kepala >5µ dan lebar >3 µ
- Kepala oval kecil : Spermatozoa normal dengan ukuran kepala lebih
kecil dari normal. Panjang kepala <3>2 µ.
- Kepala pipih (tapering head = lepto)
: Kepala spermatozoaberbentuk
seperti cerutu dengan kedua sisinya sejajar, bentuk ramping dan agak panjang,
akrosomnya dapat berujung lancip atau tidak.
- Kepala berbentuk pir (piriform head) :Kepalanya
nyata atau bahkan lebih menyolok
berbentuk sebagai tetesan air, bagian runcing
berhubungan dengan bagian tengah.
- Kepala dua (duplicated head) : Spermatozoa dengan memiliki dua kepala.
- Kepala berbentuk amorfous (terato) : Bentuk
kepala yang tak menentu atau sangat besar dengan struktur yang aneh.
Abnormalitas bagian tengah
- Bagian tengah tebal
- Bagian tengah patah
- Tak mempunyai bagian tengah
Abnormalitas ekor
- Ekor sangat melingkar
- Ekor patah yang meninggalkan sisa ekor.
- Ekor lebih dari satu
- Ekor sebagai tali terpilin.
gambar sperma tikus
BAB V
Kesimpulan
Struktur
sperma terdiri atas :
·
Kepala sperma ,terdiri atas
akrosom,nucleus,dan sentriol.akrosom mengandung enzim hialuronidase dan
protease yang berfungsi menembus ovum
·
Leher sperma
·
Bagian tengah badan sperma,banyak
terdapat mitokondria yang berfungsi menghasilkan enegi untuk pergerakan sperma.
·
Ekor sperma,yang berfungsi untuk
pergerakan sperma.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arington,L.R,1965. Introductory
laboratory animals science. The interstreet
printers and publishere,inc.Daville,illionis
printers and publishere,inc.Daville,illionis
Anonymous, Penuntun
Laboratorium WHO untuk Pemeriksaan Semen Manusia
dan Interaksi Semen Getah Serviks, Balai Penerbit FKUI, Perkumpulan
Andrologi Indonesia, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia, Jakarta,
1988 hal 1-504
dan Interaksi Semen Getah Serviks, Balai Penerbit FKUI, Perkumpulan
Andrologi Indonesia, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia, Jakarta,
1988 hal 1-504
Brawijaya
,1982 . penyakit kelinci. Faculty of animal 4.9
Demers LM, In Vitro
Fertilization and Assisted Reproductive
Technologies, Biotech Lab International, March-April 2000
Technologies, Biotech Lab International, March-April 2000
Jacoeb TZ, hal-hal yang dapat
mempengaruhi struktur sperma, Jurnal biologi. (2000)
Susilawati T, Evaluasi Kapasitasi dan
Reaksi Akrosom, Post Graduate Course
Penatalaksanaan Infertilitas dan Analisis Semen di Surabaya, tanggal 22-23
Oktober 1999, hal 1-10
Penatalaksanaan Infertilitas dan Analisis Semen di Surabaya, tanggal 22-23
Oktober 1999, hal 1-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar